Tuesday 6 January 2015

Materi Sejarah Kelas XI Semester 2 SMK (K 13)

1. TIRANI MATAHARI TERBIT
2. INDONESIA MERDEKA
3. REVOLUSI MENEGAKKAN PANJI-PANJI NKRI


BAB 1 

TIRANI MATAHARI TERBIT




Kedatangan “saudara tua” sebagaimana Jepang menyebut dirinya, mula-mula
disambut dengan penuh harapan, tetapi kemudian mengecewakan rakyat. Meskipun
demikian, pendudukan Jepang membuka sejarah baru bagi Indonesia
Amrin Imran,“Perang Pasifik, dan Jatuhnya Rezim Kolonial Belanda”
dalam Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ed), 2012


 




TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan kamu dapat:
  1. Menganalisis kedatangan Jepang ke Indonesia. 
  2. Mengevaluasi perkembangan organisasi pergerakan di Indonesia.
  3. Menganalis gerakan perlawanan rakyat terhadap kekejaman Jepang.
  4. Menghargai dan meneladani semangat juang para tokoh dalam melawan Jepang.
  5. Menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas kekuatan yang diberikan kepada rakyat Indonesia yang masih bertahan untuk melawan pendudukan dan kekejaman bangsa asing. 
A. Menganilisis Awal Pemerintahan "Saudara Tua"

Gambar 4.2 terkait dengan peristiwa pengeboman Pearl Harbour yang
menunjukkan kemenangan Jepang terhadap Sekutu pada PD II dalam
peristiwa Perang Pasifik. Peristiwa itu telah membuka jalan bagi Jepang
untuk memasuki negara di Asia, termasuk Indonesia. Sementara gambar 4.3
berkaitan dengan gambaran mengenai cara tentara Jepang memasuki kota-
kota penting di Indonesia.
Perlu dipahami bahwa “rentetan kemenangan yang dicapai tentara Jepang
sejak melancarkan Perang Pasifik membuka pintu bagi mereka untuk
menduduki tanah Hindia Belanda”. Kedatangan “saudara tua”, sebagaimana
Jepang menyebut dirinya, mula-mula disambut dengan penuh harapan,
tetapi kemudian mengecewakan rakyat. Walaupun demikian, pendudukan
Jepang membuka sejarah baru bagi Indonesia”.
Nah, sejarah baru yang bagaimana? Sebelum memahami sejarah baru yang
dimaksudmu perlu memahami terlebih dulu mengenai bagaimana tentara
Jepang itu datang dan kemudian menguasai Indonesia. Ikutilah uraian
penjelasan tersebut melalui subbab “Kedatangan Saudara Tua”


1. Penguasaan Kepulauan Indonesia

Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan udara Jepang pada 8
Desember 1941, serangan terus dilancarkan ke angkatan laut Amerika Serikat
di Pasifik. Kemenangan pasukan Jepang seolah-olah tak dapat dikendalikan
dan pasukan itu berturut-turut menghancurkan basis militer Amerika. Selain
itu, serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia. Serangan terhadap



Indonesia muncul dari utara dan timur. Serangan terhadap Indonesia tersebut
bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang,
seperti minyak tanah, timah, dan aluminium. Sebab, persediaan minyak di
Indonesia diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan Jepang selama Perang
Pasifik.
Pada Januari 1942, Jepang mendarat di Indonesia melalui Ambon dan seluruh
Maluku. Meskipun pasukan KNIL (
Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger
) dan
pasukan Australia berusaha menghalangi, tapi kekuatan Jepang tidak dapat
dibendung. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh
Jepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942). Jepang kemudian
menyerang Sumatera setelah berhasil memasuki Pontianak. Bersamaan
dengan itu Jepang melakukan serangan ke Jawa (Februari 1942).
Pada tanggal 1 Maret 1942, kemenangan tentara Jepang dalam Perang
Pasifik menunjukkan kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang
sangat luas, yaitu dari Burma sampai Pulau Wake. Setelah daerah-daerah di
luar Jawa dikuasai, Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah
Jawa sebagai pusat pemerintah
an Hindia Belanda.
Untuk menghadapi gerak invasi tentara Jepang, Belanda pernah membentuk
Komando Gabungan Tentara Serikat yang disebut AB
DACOM
(American
British Dutch Australian Command)
yang ber
markas di Lembang. Panglima
dari pergerakan tersebut bernama Jenderal Sir Archhibald
.
Kemudian
Letnan Jenderal Ter Poorten diangkat sebagai panglima perang tentara Hindia
Belanda. Sementara itu, Gubernur Jenderal Carda (Tjarda) pada bulan Februari
1942 sudah mengungsi ke Ban
dung.
Dalam upaya menguasai Jawa, telah terjadi pertempuran di Laut Jawa, yaitu
antara tentara Jepang dengan Angkatan Laut Belanda di bawah Laksamana
Karel Doorman
.
Dalam pertempuran ini Laksamana Karel Doorman dan
beberapa kapal Belanda berhasil ditenggelamkan oleh tentara Jepang. Sisa-
sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri menuju
Australia. Sementara itu, Jenderal Imamura dan pasukannya mendarat di
Jawa pada tanggal 1 Maret 1942. Pendaratan itu dilaksanakan di tiga tempat,
yakni di Banten dipimpin oleh Jenderal Imamura sendiri. Kemudian pendaratan
di Eretan Wetan-Indramayu dipimpin oleh Kolonel Tonishoridan pendaratan di
sekitar Bojonegoro dikoordinir oleh Mayjen Tsuchihashi. Tempat-tempat tersebut
memang tidak diduga oleh Belanda.


Untuk menghadapi pasukan Jepang, sebenarnya Sekutu sudah mempersiapkan diri, yaitu antara lain berupa tentara gabungan ABDACOM, ditambah satu kompi Akademi Militer Kerajaan dan Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Jawa Barat. Di Jawa Tengah, telah disiapkan empat batalion infanteri, sedangkan di Jawa Timur terdiri tiga batalion pasukan bantuan Indonesia dan satu batalion marinir, serta ditambah dengan satuan-satuan dari
Inggris dan Amerika. Meskipun demikian, tentara Jepang mendarat di Jawa
dengan jumlah yang sangat besar, sehingga pasukan Belanda tidak mampu
memberikan perlawanan.

Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara
Belanda di Jawa. Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang.
Tentara Jepang terus bergerak ke selatan dan menguasai kota Buitenzorg
(Bogor). Dengan mudah kota-kota di Jawa yang lain juga jatuh ke ta
ngan
Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama
komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak
bersyarat kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura. Penandatanganan
ini dilaksanakan di Kalijati, Subang. Dengan demikian berakhirlah penjajahan
Belanda di Indonesia. Kemudian Indonesia berada di bawah pendudukan
tentara Jepang. Gubernur Jenderal Tjarda ditawan. Namun Belanda segera
mendirikan peme
rintahan pelarian (exile government) di Australia di bawah
pimpinan H.J. Van Mook.
Menyimak dari gerakan tentara Jepang untuk menguasai Indonesia berlangsung
begitu cepat itu memang menarik. Hal ini ada kaitannya dengan perkembangan
sebelumnya. Sejak Jepang atau negeri Sakura atau negeri Matahari Terbit
berkembang menjadi negara industri dan tampil sebagai imperialis, Jepang
mulai membutuhkan daerah-daerah baru. Salah satu daerah baru yang
dimaksud adalah Indonesia. Keinginan Jepang untuk menguasai Indonesia
karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan industri Jepang. Di samping itu, juga terdorong oleh
ajaran yang berkaitan dengan Shintoisme,khususnya tentang Hakkoichiu, yakni ajaran tentang kesatuan keluarga umat manusia.Ajaran ini diterjemahkan bahwa Jepang sebagai negara maju bertanggung jawab.

Untuk membentuk kesatuan keluarga umat manusia dengan memajukan dan mempersatukan bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Ajaran Hakko ichiu diperkuat oleh keterangan antropolog yang menyatakan bahwa bangsa Jepang dan Indonesia serumpun. Untuk merealisasikan keinginannya itu maka sebelum gerakan tentara Jepang itu datang ke Indonesia, Jepang sudah mengirim para spionase untuk datang ke Indonesia pada tahun-tahun
sebelumnya.

2. Selamat Datang "Saudara Tua"
Kedatangan Jepang di Indonesia disambut dengan senang hati oleh rakyat
Indonesia. Jepang dielu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang dipandang
dapat membebaskan dari kekuasaan Belanda. Di mana-mana terdengar
ucapan “banzai-banzai” (selamat datang-selamat datang). Sementara itu,
pihak tentara Jepang terus melakukan propaganda-propaganda untuk
terus menggerakkan dukungan rakyat Indonesia. Setiap kali Radio Tokyo
memperdengarkan Lagu Indonesia Raya, di samping Lagu Kimigayo. Bendera
yang berwarna Merah Putih juga boleh dikibarkan berdampingan dengan
Bendera Jepang Hinomaru. Melalui siaran radio, juga dipropagandakan
bahwa barang-barang buatan Jepang itu menarik dan murah harganya,
sehingga mudah bagi rakyat Indonesia untuk membelinya.
Simpati dan dukungan rakyat Indonesia itu nampaknya juga karena perilaku
Jepang yang sangat membenci Belanda. Di samping itu, diperkuat pula
dengan berkembangnya kepercayaan tentang Ramalan Jayabaya.

Tentara Jepang juga mempropagandakan bahwa kedatangannya ke
Indonesia untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajahan bangsa
Barat. Jepang juga akan membantu memajukan rakyat Indonesia. Melalui
program Pan-Asia Jepang akan memajukan dan menyatukan seluruh rakyat
Asia. Untuk lebih meyakinkan rakyat Indonesia, Jepang menegaskan kembali
bahwa Jepang tidak lain adalah “saudara tua”, jadi Jepang dan Indonesia
sama. Bahkan untuk meneguhkan progandanya tentang Pan-Asia, Jepang
berusaha membentuk perkumpulan yang diberi nama “Gerakan Tiga A”.


3.Pembentukan Pemerintahan Militer
Pada pertengahan tahun 1942 timbul pemikiran dari Markas Besar Tentara
Jepang agar penduduk di daerah pendudukan dilibatkan dalam aktivitas
pertahanan dan kemiliteran (termasuk semimiliter). Oleh karena itu,
pemerintah Jepang di Indonesia kemudian membentuk pemerintahan militer.
Di seluruh Kepulauan Indonesia bekas Hindia Belanda itu wilayahnya dibagi
menjadi tiga wilayah pemerintahan militer.
a.Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Kedua Puluh Lima
(Tomi Shudan)untuk Sumatera. Pusatnya di Bukittinggi.
b.Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Keenam Belas
(Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta. Kekuatan
pemerintah militer ini kemudian ditambah dengan Angkatan Laut (
Dai Ni Nankenkantai).
c.Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu (Armada Selatan Kedua)
untuk daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pusatnya di Makassar



Pembagian administrasi semacam itu tentu juga terkait dengan perbedaan
kepentingan Jepang terhadap tiap-tiap daerah di Indonesia, baik dari segi militer
maupun politik ekonomi. Pulau Jawa yang merupakan pusat pemerintahan
yang sangat penting waktu itu masih diberlakukan pemerintahan sementara.
Hal ini berdasarkan
Osamu Seirei (Undang-Undang yang dikeluarkan oleh
Panglima Tentara Ke-16). Di dalam undang-undang itu antara lain berisi
ketentuan sebagai berikut.
a.Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda dihapuskan dan
segala kekuasaan yang dahulu dipegangnya diambil alih oleh panglima
tentara Jepang di Jawa.
b.Para pejabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia
Belanda tetap diakui kedudukannya, asalkan memiliki kesetiaan
terhadap tentara pendudukan Jepang.
c.Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap
diakui secara sah untuk sementara waktu, asalkan tidak bertentangan
dengan aturan pemerintahan militer Jepang.

Adapun susunan pemerintahan militer Jepang tersebut adalah sebagai berikut.




a.Gunshirekan (panglima tentara) yang kemudian disebut dengan
Seiko Shikikan (panglima tertinggi) sebagai pucuk pimpinan.
Panglima tentara yang pertama dijabat oleh Jenderal Hitoshi Imamura
b.Gunseikan (kepala pemerintahan militer) yang dirangkap oleh kepala staf. Kepala staf yang pertama adalah Mayor Jenderal Seizaburo  Okasaki Kantor pusat pemerintahan militer ini disebut Gunseikanbu. Di lingkungan Gunseikanbu ini terdapat empat bu (semacam departemen) dan ditambah satu bulagi, sehingga menjadi lima bu.
 Adapun kelima bu itu adalah sebagai berikut.

1.      Somobu (Departemen Dalam Negeri).
2.      Zaimubu (Departemen Keuangan).
3.      Sangvobu (Departemen Perusahaan, Industri dan Kerajinan Tangan) atau urusan Perekonomian.
4.      Kotsubu (Departemen Lalu Lintas).
5.      Shihobu(Departemen Kehakiman).

c.Gunseibu  (koordinator pemerintahan dengan tugas memulihkan
ketertiban dan keamanan atau semacam gubernur) yang meliputi:.

1.Jawa Barat : pusatnya di Bandung.
2.Jawa Tengah : pusatnya di Semarang.
3.Jawa Timur : pusatnya di Surabaya.
Ditambah dua daerah istimewa
(Kochi) yakni Yogyakarta dan Surakarta.



Di dalam pemerintahan itu, Jepang juga membentuk kesatuan Kempetai (Polisi Militer). Di samping susunan pemerintahan tersebut, juga ditetapkan lagu kebangsaan yang boleh diperdengarkan hanyalah Kimigayo. Padahal sebelum tentara Jepang datang di Indonesia, Lagu Indonesia Raya sering diperdengarkan di radio Tokyo.

Pada awal pendudukan ini, secara kultural Jepang juga mulai melakukan
perubahan-perubahan. Misalnya, untuk petunjuk waktu harus digunakan
tarikh Sumera (tarikh Jepang), menggantikan tarikh Masehi. Waktu itu tarikh
Masehi 1942 sama dengan tahun 2602 Sumera. Setiap tahun (mulai tahun 1942) rakyat Indonesia harus merayakan Hari Raya Tencosetsu (hari raya lahirnya Kaisar Hirohito). Dalam bidang politik, Jepang melakukan kebijakan denganmelarang penggunaan bahasa Belanda dan mengharuskan penggunaan bahasa Jepang.


4.Pemerintahan Sipil
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang
bersifat militer, Jepang juga mengembangkan pemerintahan sipil. Pada
bulan Agustus 1942, pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem pemerintahan, antara lain dengan mengeluarkan UU No. 27 tentang aturan pemerintahan daerah dan dimantapkan dengan UU No. 28 tentang pemerintahan shu serta tokubetsushi. Dengan UU tersebut, pemerintahan akan dilengkapi dengan pemerintahan sipil. Menurut UU No. 28 ini, pemerintahan daerah yang tertinggi adalah shu (karesidenan). Seluruh Pulau Jawa dan Madura, kecuali Kochi Yogyakarta dan Kochi Surakarta, dibagi menjadi daerah-daerah shu (karesidenan), shi (kotapraja), ken (kabupaten), Gun (kawedanan), Son (kecamatan), dan Ku (desa/kelurahan). Seluruh Pulau
Jawa dan Madura dibagi menjadi 17 shu


Pemerintahan shu itu dipimpin oleh seorang shucokan. Shucokan memiliki kekuasaan seperti gubenur pada zaman Hindia Belanda meliputi kekuasaan legislatif dan eksekutif. Dalam menjalankan pemerintahan shucokan dibantu oleh Cokan Kanbo (Majelis Permusyawaratan Shu). Setiap Cokan Kanboini memiliki tiga bu (bagian), yakni Naiseibu (bagian pemerintahan umum), Kaisaibu (bagian ekonomi), dan Keisatsubu (bagian kepolisian). Pemerintah pendudukan Jepang juga dapat membentuk sebuah kota yang dianggap memiliki posisi sangat penting sehingga menjadi daerah semacam daerah swatantra (otonomi). Daerah ini ini disebut tokubetsushi (kota istimewa), yang posisi dan kewenangannya seperti shu yang berada langsung di bawah pengawasan gunseikan. Sebagai contoh adalah Kota Batavia, sebagai Batavia Tokubetsushi di bawah pimpinan Tokubetu shico

 


1. Jelaskan mengapa kedatangan Jepang ke Indonesia itu berjalan cepat dan merata ke berbagai wilayah Indonesia !
Jawaban : Menurut saya kedatang Jepang yang ke Indonesia itu bisa berjalan cepat dan merata hingga berbagai wilayah Indonesia karena pada waktu itu Jepang datang disambut dengan baik oleh rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia yang telah lama di jajah oleh bangsa Belanda menganggap bahwa Jepang adalah penolong bagi bangsa Indonesia. Nah dari situ lah mulai deh tumbuh rasa percaya bangsa Indonesia pada bangsa Jepang yang sebenarnya pada waktu itu memiliki niat yang sebaliknya dari apa yang mereka tampilkan atau sikap mereka.

2. Mengapa pada mulanya rakyat Indonesia menyabut baik kedatangan Jepang ?
Jawaban : Menurut saya kedatang Jepang ke Indonesia bisa di sambut baik oleh bangsa atau rakyat Indonesia karena ya seperti yang telah saya jelaskan bahwa bangsa Indonesia menganggap bangsa Jepang adalah penolong mereka. mereka yang telah di jajah selama bertahun - tahun oleh bangsa Belanda mengira Jepang bagaikan sebuah anugerah karena bisa mengusir bangsa Belanda dari Indonesia

3. Mengapa Jepang membentuk pemerintahan militer di tiga kawasan : Sumatera , Jawa - Madura , dan kawasan Indonesia Timur ?
Jawaban : Jepang membentuk pemerintahan militer di tiga kawasan Sumatera , Jawa - Madura , dan kawasan Indonesia timur karena untuk sebagai pusat pemerintahannya , untuk memperkuat wilayah pemerintahannya.

4. Mengapa pemerintah pendudukan Jepang akhirnya hanya boleh memperdengarkan lagu kebangsaan Kimigayo , sedangkan Indonesia raya mulai di larang?
Jawaban : Manurut saya pemerintah pendudukan Jepang menerapkan peraturan itu agar untuk memperkuat pemerintahannya dan menghapus pengaruh Belanda pada bangsa Indonesia.

5. Pelajaran apa yang kamu peroleh setelah mempelajari kedatangan dan awal pemerintahan Jepang di Indonesia ?
Jawaban : Pelajaran yang saya peroleh dari setelah mempelajari kedatangan dan awal pemerintah Jepang di Indonesia ini adalah bagaimana polosnya bangsa kita dahulu ( re: Bangsa Indonesia ) Sehingga dapat dengan mudah bangsa lain memanipulasi penampilan hingga leluhur kita dahulu dapat tertipu oleh bujuk rayu mereka. Namun di samping itu ada hikmah yang dapat kita pelajari misalnya ilmu pemerintahan dari Jepang . Oleh karena itu kita sebagai murid atau siswa mulai saat ini , nanti dan lusa harus tetap bangga dan mengharumkan nama bangsa Indonesia kita tercinta






D. Dampak Kedatangan Saudara Tua dalam Berbagai Kehidupan

1.Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia

a.Bidang Politik
 
Dalam bidang politik, Jepang melakukan kebijakan dengan melarang penggunaan bahasa Belanda dan mewajibkan penggunaan bahasa Jepang. Struktur pemerintahan dibuat sesuai dengan keinginan Jepang, misalnya desa dengan Ku, kecamatan dengan So, kawedanan dengan Gun , kotapraja dengan Syi , kabupaten dengan Ken , dan karesidenan dengan Syu
. Setiap upacara bendera dilakukan penghormatan kearah Tokyo dengan membungkukkan badan 90 derajat yang ditujukan pada Kaisar Jepang Tenno Heika. Seperti telah diterangkan di atas bahwa Jepang juga membentuk pemerintahan militer dengan angkatan darat dan angkatan laut. Angkatan darat yang meliputi Jawa-Madura berpusat di Batavia. Sementara itu di Sumatera berpusat di Bukittinggi, angkatan lautnya membawahi Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian, sebagai pusatnya di Ujungpandang. Pemerintahan itu berada dibawah pimpinan Panglima Tertinggi Jepang untuk Asia Tenggara yang berkedudukan di Dalat (Vietnam). Jepang juga membentuk organisasi-organisasi dengan maksud sebagai alat propaganda, seperti gerakan Tiga A dan Gerakan Putera, tetapi gerakan tersebut gagal dan dimanfaatkan oleh kaum pergerakan sebagai wadah untuk pergerakan nasional. Tujuan utama pemerintah Jepang adalah menghapuskan pengaruh Barat dan menggalang masyarakat agar memihak Jepang. Pemerintah Jepang juga menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh PM Tojo dalam kunjungannya ke Indonesia pada September 1943. Kebijakan politik Jepang yang sangat keras itu membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia terutama kaum nasionalis untuk segera mewujudkan cita-cita mereka, yaitu Indonesia merdeka.

b. Keadaan Sosial Budaya Dan Ekonomi
pertahanan. Mula-mula tenaga kerja dikerahkan dari Pulau Jawa yang
Untuk membiayai Perang Pasifik, Jepang mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia. Mereka dikerahkan untuk membuat benteng-benteng
padat penduduknya. Kemudian di kota-kota dibentuk barisan romusa sebagai sarana propaganda. Propaganda yang kuat itu menarik pemuda- pemuda untuk bergabung dengan sukarela. Pengerahan tenaga kerja yang mulanya sukarela lama-lama menjadi paksaan. Desa-desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah tenaga romusa. Panitia pengerahan disebut dengan Romukyokai, yang ada disetiap daerah. Para pekerja romusa itu diperlakukan dengan kasar dan kejam. Mereka tidak dijamin kehidupannya, kesehatan dan makan tidak diperhatikan. Banyak pekerja romusa yang jatuh sakit dan meninggal. Untuk mengembalikan citranya, Jepang mengadakan propaganda dengan menyebut pekerja romusa sebagai “pahlawan pekerja” atau “prajurit ekonomi”. Mereka digambarkan sebagai sosok yang suci dalam menjalankan tugasnya. Para pekerja romusa itu juga dikirim ke Birma, Muangthai, Vietnam, Serawak, dan Malaya. Saat itu kondisi masyarakat menyedihkan. Bahan makanan sulit didapat akibat banyak petani yang menjadi pekerja romusa. Gelandangan di kota- kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Bandung, dan Semarang semakin tumbuh sumbur. Tidak jarang mereka mati kelaparan di jalanan atau di bawah jembatan. Penyakit kudis menjangkiti masyarakat. Pasar gelap tumbuh di kota-kota besar. Barang-barang keperluan sulit didapatkan dan semakin sedikit jumlahnya. Uang yang dikeluarkan Jepang tidak ada jaminannya, bahkan mengalami inflasi yang parah. Bahan-bahan pakaian sulit didapatkan, bahkan masyarakat menggunakan karung goni sebagai bahan pakaian mereka. Obat-obatan juga sangat sulit didapatkan. Semua objek vital dan alat-alat produksi dikuasai Jepang dan diawasi sangat ketat. Pemerintah Jepang mengeluarkan peraturan untuk menjalankan perekonomian. Perkebunan-perkebunan diawasi dan dipegang sepenuhnya oleh pemerintah Jepang. Banyak perkebunan yang dirusak dan diganti tanamannya untuk keperluan biaya perang. Rakyat dilarang menanam tebu dan membuat gula. Beberapa perusahaan swasta Jepang yang menangani pabrik gula adalah Meiji Seito Kaisya.


Sejarah Indonesia
Masyarakat juga diwajibkan untuk melakukan pekerjaan yang dinilai berguna bagi masyarakat luas, seperti memperbaiki jalan, saluran air, atau menanam pohon jarak. Mereka melakukannya secara bergantian. Untuk mejalankan tugas tersebut dengan baik, maka dibentuklah tonarigumi (rukun tetangga) untuk memobilisasi massa dengan efektif. Sementara itu, komunikasi di Indonesia mengalami kesulitan baik komunikasi antar pulau maupun komunikasi dengan dunia luar,karena semua saluran komunikasi dikendalikan oleh Jepang. Semua nama-nama kota yang menggunakan bahasa Belanda diganti dengan Bahasa Indonesia, seperti Batavia menjadi Jakarta dan Buitenzorg menjadi Bogor. Sementara itu, untuk mengawasi karya para seniman agar tidak menyimpang dari tujuan Jepang, maka didirikanlah pusat kebudayaan pada tanggal 1 April 1943 di Jakarta, yang bernama Keimun Bunka Shidosho.
Jepang yang mula-mula disambut dengan senang hati, kemudian berubah menjadi kebencian. Rakyat bahkan lebih benci pada pemerintah Jepang daripada pemerintah Kolonial Belanda. Jepang seringkali bertindak sewenang-wenang. Seringkali rakyat yang tidak bersalah ditangkap, ditahan, dan disiksa. Kekejaman itu dilakukan oleh kempetai (polisi militer Jepang).
Pada masa pendudukan Jepang banyak gadis dan perempuan Indonesia yang ditipu oleh Jepang dengan dalih untuk bekerja sebagai perawat atau disekolahkan, tetapi ternyata hanya dipaksa untuk melayani para kompetai. Para gadis dan perempuan tersebut di sekap dalam kamp-kamp yang tertutup sebagai wanita penghibur. Kamp-kamp tersebut dapat ditemukan di Solo,Semarang, Jakarta, dan Sumatera Barat.

 
 
 




6 comments: